Kamis, 31 Januari 2019

Lapoan Pembuatan Roket Air

Posted by Unknown on Januari 31, 2019 with No comments
LAPORAN
PROYEK ROKET AIR

  




ANGGOTA :
1.    ACHMAD ARIF AZUMI                (01)
2.    ALLEA RACHEL RENATA           (04)
3.    ELISABETH SELVIA D.N             (10)
4.    NAJWA RAMDHANI                     (18)
5.    RIFAT ALIFY                                 (19)
6.    SAADAT KHOLID H.S                  (22)

SMP N 1 WONOSARI
2018/2019




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu informasi dalam membuat roket air.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.





Penyusun
01 Februari 2019









BAHAN DAN ALAT ROKET AIR

A.    Bahan yang digunakan untuk membuat roket air :
1.      2 buah botol dengan ukuran 1,5 liter
2.      Kardus bekas
3.      Plastisin (sebagai pemberat)

B.     Alat yang digunakan untuk membuat roket air :
1.      Gunting
2.      Cutter
      3.     Lakban



 C.  Alat yang digunakan untuk menerbangkan roket air :
     1.  Nozzle
     2. Pompa ban
     3.  Launcher







CARA MEMBUAT ROKET AIR
  1. Potong salah satu botol kira kira 10 cm dari atas botol menggunakan gunting


2. Masukkan plastisin sebagai pemberat dibotol yang sudah digunting



3. Satukan botol yang belum dipotong dengan botol yang sudah dipotong menggunakan lakban seperti pada gambar





4.Kemudian buat pola sayap diatas kardus lalu potong dengan cutter






5.Lipat sayap agar bisa ditempel dibotol



  
6. Pasang sayap pada gambar dibawah
 




7.  Roket air sudah jadi






CARA PELUNCURAN ROKET AIR
  1.  Isi botol dengan 1/3 air di bagian botol yang tidak terdapat pemberatnya
  2. Tutup botol dengan tutup yang sudah diberi nozzle
  3. Pasang roket air tesebut ke launcher dengan sudut 45 derajat
  4. Pompa dengan tekanan 60 PSI
  5. Tekan tombol peluncur agar roket bisa terbang


 VIDEO LEBIH LANJUT : https://youtu.be/1oozZ4GAgNI

Kamis, 10 Januari 2019

Teleskop

Posted by Unknown on Januari 10, 2019 with No comments
Teleskop atau teropong bintang digunakan untuk memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan teleskop, benda bisa dianggap berada pada jarak tak berhingga. Galileo, walaupun bukan penemu teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan. Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop, dan ia membuat penemuan-penemuan yang mengguncang dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus, bercak matahari, struktur permukaan bulan, dan bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang individu.

Pengertian Teleskop (Teropong Bintang)

Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit. Nama lain teropong bintang adalah teropong astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong bintang dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bias dan teropong pantul.

Jenis-Jenis Teleskop (Teropong Bintang)

Secara garis besar, teleskop atau teropong bintang (teropong astronomi) dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu teleskop pembias (Keplerian) dan teleskop pemantul.

Teleskop Pembias (Keplerian)

Teropong bias terdiri atas dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena itu, teropong ini disebut teropong bias. Teleskop pembias terdiri dari dua lensa konvergen (lensa cembung) yang berada pada ujung-ujung berlawanan dari tabung yang panjang, seperti diilustrasikan pada gambar berikut.

Lensa yang paling dekat dengan objek disebut lensa objektif dan akan membentuk bayangan nyata I1 dari benda yang jatuh pada bidang titik fokusnya Fob (atau di dekatnya jika benda tidak berada pada tak berhingga). Walaupun bayangan I1 lebih kecil dari benda aslinya, ia membentuk sudut yang lebih besar dan sangat dekat ke lensa okuler, yang berfungsi sebagai pembesar. Dengan demikian, lensa okuler memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif untuk menghasilkan bayangan kedua yang jauh lebih besar I2, yang bersifat maya dan terbalik.


Benda yang diamati terletak di titik jauh tak hingga, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik fokusnya. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup.
Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati. Seperti pada mikroskop, teropong bintang juga dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
Jika mata yang melihat rileks (tak berakomodasi), lensa okuler dapat diatur sehingga bayangan I2 berada pada tak berhingga. Kemudian bayangan nyata I1 berada pada titik fokus f ‘ok dari okuler, dan jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler adalah d = fob + f ‘ok untuk benda pada jarak tak berhingga. Perbesaran total dari teleskop dapat diketahui dengan melihat bahwa Î¸ ≈ \frac{h}{f'_{ob}} , di mana h adalah tinggi bayangan I1 dan kita anggap Î¸kecil, sehingga tan Î¸ ≈ Î¸ . Kemudian garis yang paling tebal untuk berkas sinar sejajar dengan sumbu utama tersebut, sebelum jatuh pada okuler, sehingga melewati titik fokus okuler Fok, berarti Î¸’ ≈\frac{h}{f'_{ok}}. Perbesaran anguler (daya perbesaran total) teleskop adalah:
M=\frac{\theta '}{\theta }=-\frac{f_{ob}}{f_{ok}}
Tanda minus (-) untuk menunjukkan bahwa bayangan yang terbentuk bersifat terbalik. Untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar, lensa objektif harus memiliki panjang fokus ( fob) yang panjang dan panjang fokus yang pendek untuk okuler (fok).

Teleskop Pemantul

Karena jalannya sinar di dalam teropong dengan cara memantul maka teropong ini dinamakan teropong pantul. Pada teropong pantul, cahaya yang datang dikumpulkan oleh sebuah cermin melengkung yang besar. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan ke mata pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil.


Sebelumnya telah disebutkan bahwa untuk membuat teleskop pembias (teleskop astronomi) berukuran besar diperlukan konstruksi dan pengasahan lensa besar yang sangat sulit. Untuk mengatasi hal ini, umumnya teleskop-teleskop paling besar merupakan jenis teleskop pemantul yang menggunakan cermin lengkung sebagai objektif, gambar dibawah, karena cermin hanya memiliki satu permukaan sebagai dasarnya dan dapat ditunjang sepanjang permukaannya.


Keuntungan lain dari cermin sebagai objektif adalah tidak memperlihatkan aberasi kromatik karena cahaya tidak melewatinya. Selain itu, cermin dapat menjadi dasar dalam bentuk parabola untuk membetulkan aberasi sferis. Teleskop pemantul pertama kali diusulkan oleh Newton. Biasanya lensa atau cermin okuler, tampak seperti pada gambar diatas dipindahkan sehingga bayangan nyata yang dibentuk oleh cermin objektif dapat direkam langsung pada film.
Agar teleskop astronomi menghasilkan bayangan yang terang dari bintang-bintang yang jauh, lensa objektif harus besar untuk memungkinkan cahaya masuk sebanyak mungkin. Dan memang, diameter objektif merupakan parameter yang paling penting untuk teleskop astronomi, yang merupakan alasan mengapa teleskop yang paling besar dispesifikasikan dengan menyebutkan diameter objektifnya, misalnya teleskop Hale 200 inci di Gunung Palomar. Dalam hal ini, konstruksi dan pengasahan lensa besar sangat sulit.

http://fisikazone.com/teleskop-teropong-bintang/

Penyakit pada Penglihatan

Posted by Unknown on Januari 10, 2019 with No comments

Daftar penyakit mata yang sering terjadi di Indonesia

1. Katarak

Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia, bahkan hingga mencapai 50 persen. Menurut data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013, per setiap 1,000 jiwa ada 1 orang penderita baru katarak. Kasus katarak terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Utara dan yang terendah ditempati DKI Jakarta.
Penduduk Indonesia bahkan dilaporkan 15 tahun lebih cepat untuk mengembangkan katarak dibandingkan penduduk daerah subtropis lainnya (seperti Malaysia, Hong Kong, dan Jepang). Sekitar 16-22% penderita katarak di Indonesia yang sudah menjalani operasi katarak berusia di bawah 55 tahun.
Tingginya kasus kebutaan akibat katarak di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh ketidaktahuan telah mengalami katarak dan/atau tidak begitu menyadari gejala katarak. Katarak menyebabkan lensa mata menjadi berawan, sehingga penglihatan tampak kabur pada awalnya. Dilansir dari Health Line, penderita katarak biasanya kesulitan melihat di malam hari, peka terhadap cahaya, dan tidak bisa membedakan warna dengan jelas.
Selain karena faktor usia, beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko katarak sejak usia muda adalah genetik, diabetes yang tidak diobati, hipertensi yang tidak ditangani, merokok, hingga pernah terkena penyakit mata tertentu lainnya.

2. Glaukoma

Penyakit mata ini menyumbang angka kebutaan sebanyak 13,4% di Indonesia. Glaukoma mengikis dan merusak saraf optik yang menunjang penglihatan mata.
Ada dua jenis glaukoma, yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup. Keduanya bisa disebabkan oleh faktor usia, keturunan, komplikasi hipertensi pada mata, komplikasi diabetes, hingga penyakit mata tertentu seperti ablasi retina dan retinitis (infeksi peradangan retina).
Glaukoma dapat dicegah dengan deteksi dini terhadap penyakit yang mendasarinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
tekanan bola mata tinggi

3. Masalah refraksi

Masalah refraksi mata adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan cahaya masuk tidak terpusat langsung ke retina. Kelainan refraksi menyebabkan kebutaan sebesar 9,5% di Indonesia.
Beberapa kelainan refraksi pada mata meliputi:
  • Rabun dekat (hiperopia): menyebabkan penglihatan buram saat melihat benda dekat, seperti saat membaca buku atau menggunakan komputer.
  • Rabun jauh (miopia): menyebabkan penglihatan buram saat melihat objek dari kejauhan, seperti saat menonton TV atau mengemudi.
  • Astigmatisme: menyebabkan penglihatan ganda saat melihat objek dari jarak dekat ataupun jauh.
  • Presbiopia (mata tua): terjadi pada usia 40 tahun ke atas yang menyebabkan penglihatan buram dalam jarak dekat. Kondisi ini terkait dengan penambahan usia.
Gejala umum dari refraksi mata adalah ketidakmampuan melihat benda dengan jelas (baik jauh atau dekat), pandangan kabur atau berbayang, hingga kepala terasa pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada satu obyek.

4. Konjungtivitis (mata merah)

Konjungtivitis atau iritasi mata sering terjadi di Indonesia akibat paparan asap polusi, alergi, paparan zat kimia (sabun atau sampo), hingga infeksi (virus, bakteri, dan jamur). Konjungtivitis menyebabkan mata merah, terasa nyeri, gatal, berair hingga pembengkakan di sekitar area mata. Mata merah bisa disembuhkan dengan penggunaan obat tetes mata.

5. Pterigium

Pterigium adalah gangguan mata akibat adanya selaput lendir yang menutupi bagian putih mata. Penyakit mata ini sering terjadi akibat sering terpapar radiasi sinar matahari. Gejalanya bisa meliputi mata merah, pandangan kabur, serta mata yang terasa gatal atau panas. Adanya selaput lendir tersebut juga membuat mata seperti kelilipan benda asing. Pterigium bisa disembuhkan dengan pemberian resep tetes mata kortikosteroid untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut atau dengan operasi.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyakit-mata-di-indonesia/

Mikroskop

Posted by Unknown on Januari 10, 2019 with No comments
  • MIKROSKOP

  •             LUP sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.


    Prinsip Kerja:

                Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop.
    Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
    a.  Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:


    M = M(Ob) + M(Ok)
    M = (S’(Ob) S(Ok) ) X  (PP/ f(Ok) + 1)


    Keterangan:
    S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
    S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
    PP = titik dekat pengamat dalam meter

    f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter



    b.  Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
    Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:


    M = (S’(Ob) S(Ok) ) X  (PP/ f(Ok) )

    S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
    S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
    PP = titik dekat pengamat dalam meter
    f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

    Panjang Mikroskop
                Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.
    A. Mata berakomodasi maksimum
    d = Si(Ob) + So(Ok)
    B. Mata tak berakomodasi
    d = Si(Ob) + f(Ok)

    Keterangan:
    d = panjang mikroskop dalam meter
    Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
    So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter
    f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter.
http://friskadee.blogspot.com/2014/01/alat-optik-fisika-kamera-teropong-lup.html

Lup

Posted by Unknown on Januari 10, 2019 with No comments
  • LUP
                Sebagaimana namanya, lup memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lup adalah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih besar. Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat:mayategak, dan diperbesar. Untuk itu benda harus diletakkan di Ruang I atau daerah yang dibatasi oleh fokus dan pusat lensa atau cermin (antara f dan O), dimana So < f.
    Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:a.  Dengan cara mata berakomodasi maksimum.
    b.  Dengan cara mata tidak berakomodasi.

    a. Mata Berakomodasi Maksimum
    Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
    Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
    1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum Proksimum (PP)
    2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
    3. kelemahan : mata cepat lelah
    4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
    5. Sifat bayangan : mayategak, dan diperbesar
    b. Mata Tak Berakomodasi
    Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
    Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
    1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
    2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
    3. keuntungan : mata tak cepat lelah
    4. Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
    Perhitungan
    a. Pada mata berakomodasi maksimum
    • Si = -PP = -Sn

    1/f = 1/So + 1/-Sn
     
    Perbesaran sudut atau perbesaran angular

    M = (PP/f)  +  1
    b. Pada mata tak berakomodasi

    • Si = -PR
    • So = f

    Perbesaran sudut

    M = PP/f 

     M = perbesaran sudut
    PP = titik dekat mata dalam meter 
    f = Jarak focus lup dalam meter

    http://friskadee.blogspot.com/2014/01/alat-optik-fisika-kamera-teropong-lup.html